Tuesday, 30 April 2013

Pembuatan Film "Ensiklopedia Anak Nusantara" Kompas TV


     Keunikan budaya yang ada di Desa Nehas Liah Bing , Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur ini memang tak dapat dipisahkan dari kekonsistenan suku Dayak Wehea dalam mempertahankan keaslian budaya setempat, sehingga membuat banyak orang tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai keunikan kebudayaan asli suku tersebut.
     Peran dari berbagai pihak yang melibatkan media khususnya pertelevisian, turut ambil bagian dalam mengangkat Wehea ini ke kancah nasional maupun internasional.
     Sebut saja Kompas TV yang ingin melibatkan anak-anak dalam pembuatan film “Ensiklopedia Anak Nusantara” sebagai media pembelajaran khususnya bagi anak-anak yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai budaya, aktivitas, dan juga keindahan alam Wehea, serta mengajak masyarakat dalam melestarikan lingkungan dan keragaman hayati.

                                   ****Let’s check it out****

Rahul, salah satu pemain tampak menggunakan topi khas suku Dayak Wehea. Topi ini terbuat dari rotan yang diayam serta diberi hiasan seperti manik-manik.

**You looked so cute, Hul...**


   


Film “Ensiklopedia Anak Nusantara” ini mengangkat cerita mengenai ke-6 orang anak dalam aktivitasnya sehari-hari, bergelut dengan budaya masyarakat setempat dan juga dalam pendidikannya.

     Bermain menggunakan perahu, mandi di sungai, dan menyodok ikan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan anak-anak menjelang sore hari di Sungai Wahau.

** I bet you’ll be very challenged  **




     Tim Kompas TV juga melibatkan Rumah Belajar Petsotsang Enggeh Blom Wehea sebagai sarana belajar anak-anak pada malam harinya. Ini juga menyatakan bahwa sarana belajar sangat dibutuhkan dan sangat bermanfaat bagi anak-anak untuk semakin memperdalam pengetahuannya.


 Banyak hal yang bisa dipelajari di Rumah Belajar ini. Selain kegiatan akademis, anak-anak/remaja bisa ikut terlibat dalam diskusi/sharing bersama para kakak pembimbing ataupun dari orang-orang luar yang peduli dengan pendidikan dan masyarakat sehingga akan semakin menambah pengetahuan mereka dalam berbagai bidang.





*** The next day...

Perjalanan yang paling menarik dari tim ini adalah ketika mengambil lokasi di Hutan Lindung Wehea.  Studi keanekaragaman hayati di Wehea oleh Etichal Expeditions dan The Nature Conservacy menemukan bahwa hutan ini adalah rumah bagi spesies yang terancam punah seperti orangutan, macan dahan, dan beruang madu. Hutan ini juga menempati peringkat ke-3 hutan terbaik dunia setelah Hutan Lindung Negara Kepulauan Solomon dan Hutan Bolivia.
Perjalanan ke Hutan Lindung Wehea dapat ditempuh dalam waktu sekitar 4-5 jam dari Desa Nehas Liah Bing. Keadaan jalan yang ekstrem, jalanan licin dengan jurang yang curam saat memasuki hutan membuat perjalanan ini hanya dapat ditempuh menggunakan mobil double gardan.

** Very horrible trip, but fun.. (^.^)v


Pengambilan di lokasi ini bertujuan untuk mengenalkan Hutan Lindung Wehea kepada anak-anak beserta keragaman hayati yang dimilikinya. Memperkenalkan hutan sebagai paru-paru dunia dan dengan kesadaran kita, bersedia untuk terus menjaga lingkungan hidup jangan sampai dieksploitasi dan dirusak dengan cara yang tidak bertanggung jawab.










 **Visit Nehas Liah Bing Village 'n Wehea Forest soon !! (^.^)v

3 comments:

  1. Kapan main2 lagi ke Nehas? Sukses buat Mbak Gitta.....semoga Tuhan memberkati.....

    ReplyDelete
  2. Sukses buat Kakak Brigitta ya :p

    ReplyDelete
  3. terima kasih bu, rahul adalah salah satu siswa di sekolah kami.....

    ReplyDelete