Keunikan budaya yang ada di Desa Nehas Liah Bing , Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur ini memang tak dapat
dipisahkan dari kekonsistenan suku Dayak Wehea dalam mempertahankan
keaslian budaya setempat, sehingga membuat banyak orang tertarik untuk mengetahui lebih
dalam mengenai keunikan kebudayaan asli suku tersebut.
Peran dari berbagai
pihak yang melibatkan media khususnya pertelevisian, turut ambil bagian dalam mengangkat Wehea ini ke kancah nasional maupun internasional.
Sebut saja Kompas
TV yang ingin melibatkan anak-anak dalam pembuatan film “Ensiklopedia Anak
Nusantara” sebagai media pembelajaran khususnya bagi anak-anak yang ingin
mengetahui lebih dalam mengenai budaya, aktivitas, dan juga keindahan alam
Wehea, serta mengajak masyarakat dalam melestarikan lingkungan dan keragaman
hayati.
****Let’s check it
out****
Rahul, salah satu pemain tampak menggunakan topi khas suku
Dayak Wehea. Topi ini terbuat dari rotan yang diayam serta diberi hiasan
seperti manik-manik.
**You looked so cute, Hul...**
Film “Ensiklopedia
Anak Nusantara” ini mengangkat cerita mengenai ke-6 orang anak dalam
aktivitasnya sehari-hari, bergelut dengan budaya masyarakat setempat dan juga
dalam pendidikannya.
Bermain menggunakan
perahu, mandi di sungai, dan menyodok ikan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan
anak-anak menjelang sore hari di Sungai Wahau.
** I bet you’ll be very challenged **
Tim Kompas TV juga melibatkan Rumah Belajar Petsotsang
Enggeh Blom Wehea sebagai sarana belajar anak-anak pada malam harinya. Ini juga
menyatakan bahwa sarana belajar sangat dibutuhkan dan sangat bermanfaat bagi anak-anak
untuk semakin memperdalam pengetahuannya.
Banyak hal yang bisa dipelajari di Rumah Belajar ini. Selain kegiatan akademis, anak-anak/remaja bisa ikut terlibat dalam diskusi/sharing bersama para kakak pembimbing ataupun dari orang-orang luar yang peduli dengan pendidikan dan masyarakat sehingga akan semakin menambah pengetahuan mereka dalam berbagai bidang.
*** The next day...
Perjalanan yang
paling menarik dari tim ini adalah ketika mengambil lokasi di Hutan Lindung
Wehea. Studi keanekaragaman hayati di
Wehea oleh Etichal Expeditions dan The Nature Conservacy menemukan bahwa hutan
ini adalah rumah bagi spesies yang terancam punah seperti orangutan, macan
dahan, dan beruang madu. Hutan ini juga menempati peringkat ke-3 hutan terbaik
dunia setelah Hutan Lindung Negara Kepulauan Solomon dan Hutan Bolivia.
Perjalanan ke Hutan Lindung Wehea dapat ditempuh dalam waktu
sekitar 4-5 jam dari Desa Nehas Liah Bing. Keadaan jalan yang ekstrem, jalanan
licin dengan jurang yang curam saat memasuki hutan membuat perjalanan ini hanya
dapat ditempuh menggunakan mobil double gardan.
** Very horrible trip, but fun.. (^.^)v
Pengambilan di lokasi
ini bertujuan untuk mengenalkan Hutan Lindung Wehea kepada anak-anak beserta
keragaman hayati yang dimilikinya. Memperkenalkan hutan sebagai paru-paru dunia
dan dengan kesadaran kita, bersedia untuk terus menjaga lingkungan hidup jangan
sampai dieksploitasi dan dirusak dengan cara yang tidak bertanggung jawab.
Kapan main2 lagi ke Nehas? Sukses buat Mbak Gitta.....semoga Tuhan memberkati.....
ReplyDeleteSukses buat Kakak Brigitta ya :p
ReplyDeleteterima kasih bu, rahul adalah salah satu siswa di sekolah kami.....
ReplyDelete